Jumat, 05 Mei 2017

Puisi

 IBU

Ibu
Langkahmu semakin lemah
Seiring waktu yang semakin merenta
Wajah kusammu lambang kerapuhanmu
Tubuhmu tak kuasa menahan
Beratnya nafasmu

Ibu
Beribu waktu kau tempuh untukku
Menimangku yang  berlumur kotoran
Hingga kini aku beranjak dewasa
Dan hanya bisa buatmu terluka

Ibu
Kini ku bersimpuh di hadapanmu
Berhias tetes air mata penyesalan
Berkawan kata maaf untukmu

Puisi

Senja

Yang senja adalah usia
yang tertutup adalah mata
yang meredup adalah lilin
biarlah....
ku tunggu saat angin menjatuhkan dedaunan
berguguran dan terus berguguran
dan kini aku pun cemas.....

Senin, 02 Juli 2012

PUISI TAHUN 2000


PUISI TAHUN 2000 

PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Sejak awal ‘70–an, puisi-puisi Indonesia dipenuhi oleh puisi kontemporer. Bentuk-bentuk tipografi yang kadang membingungkan masih sering ditemukan hingga akhir ‘90–an. Namun, semakin hari semakin tampak adanya perubahan corak puisi-puisi karya penyair-penyair Indonesia. Perubahan itu, pada akhirnya memunculkan angkatan baru dalam dunia perpuisian Indonesia.
            Salah satu tanda tumbuhnya angkatan baru, yang oleh banyak pihak disebut angkatan 2000, adalah munculnya buku Korrie Layun Rampan yang berjudul Angkatan 2000. Puisi-puisi yang kami bahas dan kami tampilkan dalam makalah ini dipilih karena menurut kami puisi-puisi ini cukup mewakili corak baru angkatan 2000. Puisi-puisi yang akan kami bahas antar lain Mengharap Hujan karya D. Zawawi Imron, Sonet I  karya Sapardi Djoko D, Menggali Bahasa karya Isbedy Setiawan, Saatku di Pintu Kubur karya Dianing Widya Yudhistira, dan Napas Gunung karya Acep Zamzam Noor. 

EKSPRESI PENYAIR DALAM PUISI REMAJA DAN ANAK-ANAK


EKSPRESI PENYAIR  DALAM PUISI REMAJA DAN ANAK-ANAK

PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Puisi adalah media yang pas untuk mengungkapkan gagasan dan jati diri. Melalui puisi, remaja dan anak-anak dapat belajar banyak hal, misalnya, belajar menuangkan ide atau gagasan secara padat dan teratur. Remaja dan anak-anak merupakan bagian dari masyarakat besar kita. Mereka juga mempunyai banyak hal yang ingin disampaikan dan perlu didengar serta dipahami. Anak-anak secara psikologis sering diibaratkan lembaran kertas yang putih bersih tanpa noda. Hal ini biasanya akan terlihat dalam puisi yang ditulis mereka. Puisi remaja dan anak-anak, jelas bukan hanya karena penulisnya remaja dan anak-anak tetapi juga karena masalah yang digelutinya khas. Mereka ingin menceritakan pengalamannya.
            Pengalaman yang diutarakan juga dialami banyak orang. Mungkin bedanya ada pada cara menerima dan mengatakannya. Para penulisnya masih belajar dan mencari bentuk. Sama dalam kehidupan itu sendiri, mereka masih berkembang dan berjuang, sadar atau tidak sadar mencari diriya sendiri. 


POTRET PROTES SOSIAL DALAM PUISI ANGKATAN 66

PENDAHULUAN
Latar Belakang Pemilihan Puisi
Tahun 60-an adalah tahun-tahun subur bagi kehidupan dunia perpuisian Indonesia (Waluyo, 2005:107). Angkatan 66 adalah salah satu angkatan dalam pembabakan sastra Indonesia modern. Angkatan 66 lahir setelah ditumpasnya gerakan G 30 S PKI. Lahirnya Angkatan 66 ini didahului oleh adanya kemelut dalam segala bidang kehidupan di Indonesia yang disebabkan oleh teror politik yang dilakukan oleh PKI dan ormas-ormas yang bernaung di bawahnya. Sejak tahun 50-an dalam dunia sastra Indonesia sudah terjadi berbagai macam polemik yang berpangkal pada perbedaan politik. Pada masa itu memang terjadi kemelut dalam segala bidang kehidupan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh PKI dan ormas-ormas yang bernaung di bawahnya, pemerintahan Presiden Soekarno yang otoriter, PKI yang telah berkhianat dari negara dan telah menyimpang dari UUD dan falsafah Pancasila, dan LEKRA telah menjadi organ politik dari PKI. Rakyat kecillah yang menjadi korban dari berbagai kemelut itu, terjadi penginjak-injakan martabat manusia.  Kemelaratan, kemiskinan, dan penderitaan yang paling dalam akibat adanya kebijaksanaan politik luar negeri yang sudah tidak realistis dan petualangan dalam bidang ekonomi yang tidak kepalang tanggung. Situasi yang demikian itu memberikan ciri khas hasil karya sastra pada periode ini. Di tengah-tengah sajak-sajak yang menyanyikan kemenangan perjuangan yang ditulis oleh para pengarang LEKRA, timbullah perlawanan para pengarang yang ingin membela martabat manusia. Mereka tergabung dalam Manifes Kebudayaan. Mereka itu telah bangkit menghasilkan sajak-sajak yang berisi protes sosial dan protes politik terhadap penginjak-injakkan martabat manusia. Oleh karena itu kami memilih Angkatan 66 sebagai bahan dalam makalah ini.
Puncak atau klimaks dari sastra perlawanan dalam periode ini adalah sajak-sajak Taufiq Ismail, Bur Rasuanto, Mansur Samin, Abdul Wahid Situmeang, Goenawan Muhammad, Hartoyo Andangjaya, dan lain-lainnya yang ditulis di tengah-tengah demonstrasi mahasiswa dan pelajar pada permulaan tahun 1966. Oleh sebab itu kami memilih para penyair tersebut karena mereka menghasilkan sajak-sajak yang memberikan gambaran ciri khas pada periode ini.
Dari latar belakang di atas, sangatlah tepat jika puisi-puisi Angkatan 66 untuk diapresiasi dengan menggunakan pendekatan sosiologis karena banyak bertemakan protes-protes sosial. Selain digunakannya pendekatan sosiologis, pendekatan analitik juga akan digunakan dalam setiap apresiasi puisi karena pendekatan ini mutlak ada.

MENGUNGKAP KEPELIKAN DAN WARNA BARU DALAM PUISI KONTEMPORER MELALUI PENDEKATAN OBJEKTIF


MENGUNGKAP KEPELIKAN DAN WARNA BARU DALAM PUISI KONTEMPORER MELALUI PENDEKATAN OBJEKTIF


PENDAHULUAN
Latar Belakang Pemilihan Puisi dan Pendekatan
            Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang analisis puisi kontemporer dengan menyertakan beberapa contoh puisi yang sudah kami analisis. Puisi yang kami analisis mewakili karakteristik umum puisi kontemporer. Kami memilih puisi kontemporer karena pada masa itu terjadi pembaharuan dunia puisi Indonesia, yang dipandang sebagai pelopornya adalah Sutardji Calzoum Bachri. Puisi kontemporer lebih mementingkan bentuk dari pada isinya.
            Pengarang yang paling menonjol pada masa puisi kontemporer adalah Sutardji Calzoum Bachri yang dianggap sebagai pelopornya dan Remy Sylado. Tema yang paling dominan pada puisi kontemporer adalah tema Ketuhanan dan protes sosial.

KEINDAHAN FISIK DALAM PUISI LAMA

PENDAHULUAN
Latar Belakang Pemilihan Puisi Lama dan Pendekatan Estetik
Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam warisan budaya. Tingkat kebudayaan tersebut menunjukkan tingkat peradaban masyarakat pemiliknya. Hal ini disebabkan karena tingkat budaya berbanding lurus dengan peradaban. Prof Koentjaraningrat membagi wujud budaya dalam beberapa 7 items, diantaranya adalah kesenian. Karya sastra Indonesia termasuk dalam items kesenian. Kesastraan di Indonesia tersebut dibagi berdasarkan periode penulisannya. Tiap periode memiliki karakteristik karya tersendiri.