Sabtu, 23 Juni 2012

Puisi


Karena Kata
Di bawah rintik hujan.
Kau tusukkan kata kata di hatiku
Hingga membunuhku
Meski darah tak mengalir
Dan luka tak terlihat
Ku hanya bisa berlindung
Di senyum indah ini
Tak terasa sudut mata ini
Melihat hujan badai
Sendiri lewati semua
Tak kan ada yg peduli
Hingga nanti kan berakhir

Badut Jalanan
di tengah kota aku lihat
kumpulan badut badut jalanan
dengan baju coklat kebanggan
yang tak muat untuk perutnya

di tengah jalan aku lihat
parade pasar malam
sekumpulan para badut jalanan di dalamnya
dengan baju coklat kebanggan
yang bangga akan dirinya
yang bangga akan kuasanya

aku heran, sedih, dan tertawa
apa isi perutnya
apa pula isi otaknya
selain uang dan jabatan

Tangis Bahagia
langit biru tak lagi ada
saat mendung tenang mengambang
keceriaan yang dulu ada
terhapus kepedihan yang mendalam

di manakah berada
tangis bahagia
saat pelangi tak berwarna
temani waktu
yang semakin tak ada tempat untukku

Catatan Hampa
Tak lebih hanya
Sebuah rangkaian kata
Yang aku tulis dalam catatan hampa.

Biarkan tinta ini terus mengalir.

Sampai ia temukan
Titik henti dari sandiwara hidup ini.

Harapan
Layu
Tak berarti tatapan ini kusam
Saat mata ini berkedip
Sejuta makna tersirat
Andai kau dan aku memahami
Kan ku ubah merah jadi biru
Walau membendung Pelangi

Warna warni hiasi dunia
Saat aku dan kau bermimpi akan hari esok
Tiada tangis
Tiada jga tawa kesedihan
Saat menanti mentari yang tersenyum pada dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar